Guruku... Alangkah besar pengabdianmu. Tanpa tanda jasa kau tetap setia mendidikku. Agar aku berguna bagi nusa dan bangsa.

Senin, 19 April 2010

Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Fenomena tersebut mengakibatkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu di antaranya bidang pendidikan. Untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini keberhasilan pendidikan tak lepas dari peran sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Menurut Darsono (2000) bahwa sekolah merupakan tempat pengembangan kurikulum formal, yang meliputi: (1) tujuan pelajaran umum dan khusus, (2) bahan pelajaran yang tersusun sistematis, (3) metode/strategi pembelajaran, dan (4) sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tuntutan hidup pada masa globalisasi adalah adanya perubahan. Salah satu elemen yang perlu diubah untuk menjawab tantangan ke depan di lembaga pendidikan adalah kurikulum pendidikan nasional. KTSP jawabanya. Di dalam KTSP siswa dibekali tidak hanya untuk bisa bekerja, tetapi juga untuk bisa hidup. Sikap-sikap yang diperlukan untuk ini adalah keterbukaan, fleksibelitas, dan prinsip dasar hidup dalam konteks sosial.
Dengan banyaknya tantangan zaman dan perkembangan IPTEK, strategi pembelajaran memerlukan perubahan paradigma yakni dari teaching ke learning atau penggabungan keduanya, yaitu teaching and learning. Untuk itu diperlukan guru yang profesional.
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki sepuluh kompetensi. Kesepuluh kompetensi itu adalah (1) menguasai bahan, (2) meneglola kelas, (3) mengelola program belajar-mengajar, (4) menggunakan media dan sumber, (5) mengelola interaksi belajar-mengajar, (6) menilai kemampuan siswa, (7) menguasai landasan kependidikan, (8) mengenal fungsi dan layanan BK, (9) mengenal administrasi sekolah, dan (10) memahami prinsip penelitian.
Yang perlu dicermati adalah adanya perbaikan manajemen pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar guru lebih bersikap kreatif, dapat menciptakan iklim kompetitif antarsiswa yang dibimbingnya, serta bertanggung jawab terhadap stakeholder pendidikan, khususnya orangtua siswa dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya sekolah dan guru harus lebih terbuka, dapat mempertanggungjawabkan setiap kegiatannya (accountable), mengoptimalkan partisipasi orang tua dan masyarakat, dan dapat mengelola sumber daya yang tersedia di sekolah dan lingkungannya untuk meningkatkan prestasi siswa.
Keberhasilan tidak harus dilihat dari pencapaian nilai ujian nasional siswa yang tinggi semata, tetapi juga aspek lain. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa IQ hanya berperan 20% dalam mendongkrak keberhasilan seseorang di dalam hidupnya, justru “Kecakapan Emosional” (EQ) dan “Kecakapan Spiritual” (SQ) yang paling besar pengaruhnya sampai mencapai 80%. Hal ini berarti bahwa kecakapan lain seperti kemampuan menahan diri, mengendalikan emosi, memahami orang lain, memiliki mental untuk menerima kekalahan dan kegagalan, bersikap sabar, memiliki rasa syukur, memiliki motivasi diri yang tinggi, kreatif, berempati, dan bersikap toleran jauh lebih penting dimiliki siswa daripada sekedar nilai ujian nasional yang tinggi.
Salah satu metode pembelajaran yang sesuai adalah CTL (Contextual Teaching and Learning). Filosofi pembelajaran kontekstual berakar dari faham progresivisme John Dewey. Intinya siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Keaktifan siswa secara individu maupun dalam kelompok merupakan obsesi hak anak untuk bermain, bersosialisasi, dan belajar hidup selaras dengan lingkungannya.

SUMBER BACAAN

Depdiknas (2002). Pendekatan Kontekstual ; Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Direktorat PLP.

http://pendidikanberkarakter.blogspot.com/2008/10/model-pembelajaran-kontekstual.html. Diakses pada 21 Nopember 2008. 10:46 PM.

http://pendidikansains.blogspot.com/2008/02/e-learning-merupakan-inovasi-pendidikan.html.

Rogers, Everett, M. 1983. Diffussion of Innovation. Canada: The Free Press of Macmillan Publishing Co.

Subandijah. 1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada-Yogyakarta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar: