Guruku... Alangkah besar pengabdianmu. Tanpa tanda jasa kau tetap setia mendidikku. Agar aku berguna bagi nusa dan bangsa.

Senin, 12 Desember 2016

CERITA PENDEK (CERPEN)

Pengertian Cerpen
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Maksud dari cerita pendek disini adalah ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata atau kurang dari 10 (sepuluh) halaman. Cerpen biasanya hanya memberikan kesan tunggal yang demikian dan memusatkan diri pada satu tokoh dan satu situasi saja. Cerpen adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang kehidupan manusia lewat tulisan pendek.

Struktur Cerpen
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari sebuah cerita. Abstrak merupakan inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi beberapa rangkaian kejadian. Abstrak juga bisa disebut sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang mana dalam sebuah cerpen, kita boleh tidak menggunakan abstrak.
2. Orientasi
Orientasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan suasana, tempat dan waktu yang ada dalam cerita tersebut. Biasanya orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat, suasana dan waktu. Karena dalam sebuah cerita terdapat banyak kejadian dan tokoh yang berbeda-beda.
3. Komplikasi
Komplikasi merupakan rangkaian kejadian-kejadian yang berhubungan dan ber risikan tentang sebab akibat kejadian sebuah cerita. Dalam struktur ini kamu bisa menentukan watak atau karakter dari tokoh cerita. Watak atau karakter dari tokoh dapat muncul karena kerumitan permasalahan yang mulai terlihat.
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur dari konflik-konflik yang terjadi dalam cerita yang mengarah pada titik klimaks atau puncak permasalahan dan mulai mendapatkan gambaran penyelesaian dari konflik tersebut. Struktur ini merupakan struktur yang sangat penting. Karena struktur ini sangat menetukan menarik tidaknya suatu cerita. Dalam struktur ini penulis dapat menyajikan konflik-konflik yang mampu mebuat hati pembaca terbawa suasana. Sehingga pembaca lebih menghayati dan menjiwai karakter yang ada dalam cerita ini.
5. Resolusi
Resolusi merupakan penyelesaian dari evaluasi. Biasanya resolusi sangat dinanti-nati oleh pembaca, karena pada struktur ini pengarang memberikan solusi mengenai permasalahan yang dialami seorang tokoh atau pelaku dalam cerita.
6. Koda
Koda ialah nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu cerita. Koda merupaka hikmah yang terkandung dalam cerita. Koda biasanya dapat diketaui setelah pembaca semua cerita dalam cerpen yakni dari permulaan hingga ahir dari cerita. Koda dapat berupa nasehat, pelajaran dan peringatan bagi pembacanya.

Unsur Intrinsik Cerpen
1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema dapat di bagi menjadi dua. Yakni tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat) tanpa harus menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung terlihat jelas , yakni pembaca harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang terkandung dalam cerita tersebut (tersirat). Misalkan, tema tentang asmara, pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.
2. Alur (Plot)
Alur atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis alur dalam sebuah cerita dapat di gambarkan sebagi berikut:
1.        Tahap pengenalan (Eksposition), tahap ini dimunculkan sebuah cerita dengan mengenalkan tokoh, situasi, latar, waktu, dan sebagainya.
2.        Tahap peristiwa (Complication), tahap dimunculkannya suatu peristiwa sebagai penggerak cerita.
3.        Tahap muncul konflik (Rising Action), tahap dimunculkannya permasalahan yang menimbulkan pertentangan dan ketegangan antartokoh.
4.        Tahap konflik memuncak (Turning Point), tahap permasalahan/ketegangan berada pada titik paling atas (puncak).
5.        Tahap penyelesaian (Resolution), tahap permasalahan mulai ada penyelesaian (jalan keluar) menuju akhir cerita.

Dalam membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh  yang akan di ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik yang akan timbul.
Macam-Macam Alur
1.        Alur maju
Pada alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, penulis menyajikan jalan ceritanya secara berurutan dimuali dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara urut dan tidak diacak. Berikut ini adalah contoh cerita pendek dengan menggunakan alur maju.

Akibat Terlambat

Hari itu aku bangun pagi terlambat. Ku lihat jam telah menunjukan pukul 7. Tanpa pikir panjang aku langsung berganti pakaian dan langsung menuju sekolahku. Di perjalanan sekolah, aku memacu kendaraanku dengan sangat kencang. Namun, tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang pejalan kaki yang melintas. Tanpa sempat menghindar lagi, aku pun menumbur dirinya. 
Aku tepental dari motorku, sementara orang tersebut jatuh terperosok. Sontak saja orang-orang yang ada di sekitar jalan itu menghampiriku. Mereka geram dengan perbuatanku. Bahkan salah satu dari mereka hendak memukul diriku. “Ayo kita pukuli saja orang ini,” teriak salah seorang. Dengan cepat mereka menarik bajuku. Aku sempat dipukuli beberapa kali hingga wajahku membiru. Namun, beberapa saat kemudian aku mendengar suara seseorang. “Sudah hentikan kita seharusnya jangan main hakim sendiri,” kata seorang pria yang tidak aku kenal itu. “tapi dia telah menabrak pria itu Pak!” “sudah bubar kalian,” pria itu membentak. 
Akhirnya mereka semua bubar. Aku merasa sangat beruntung karena ditolong olehnya. “Terimakasih Pak, aku tidak akan selamat jika tidak ada Bapak dan aku akan mempertanggung jawabkan perbuatanku!” kataku mengiba. “Sudahlah sekarang kau pergi antarkan orang yang kau tabrak itu ke klinik” perintah bapak itu. Setelah itu aku langsung pergi membawa orang yang aku tabrak ke klinik untuk diobati. Hingga hari ini aku tidak mengenal siapa pria baik yang menolongku waktu itu. 
2.        Alur mundur
Alur mundur adalah proses jalannya cerita secara tidak urut. Biasanya pengarang menyampaikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut. Contoh cerita menggunakan alur mundur.

Perkelahian

Ketika Budi hendak memasuki kelasnya, dia melihat orang-orang sedang berkumpul. Ia pun merasa penasaran dan menghampirinya. Betapa terkejut Budi saat itu ketika mengetahui bahwa Andi dan Rian sedang berkelahi. Andi yang sangat marah mendaratkan pukulannya di wajah Rian. Lalu Rian membalasnya dengan menerjang tubuh Andi.
Melihat kejadian itu, Budi pun melerai mereka. “Hey kalian hentikan!” Kata Budi sambil memegang Tubuh Rian yang terjatuh. “Kau jangan ikut campur Bud, ini masalah kami berdua,” Kata Andi. “Lepaskan aku Bud, aku akan menghajarnya,” timpal Budi. Budi yang badannya lebih besar menyeret mereka berdua menjauhi keramaian itu. “Sudahlah hentikan, apapun masalahnya semua bisa dibicarakan,” Budi memarahi mereka. “Tapi ini salah Rian, dia menghilangkan bukuku dan tidak mau menggantinya,” kata Andi. “Aku kan sudah bilang aku akan menggantinya, tetapi kau tidak mau mendengar perkataanku malah mengajakku berkelahi,” timpal Rian.
Budi yang telah mengetahui masalah tersebut mencoba untuk menenangkan mereka. “Sudahlah kalian kan sahabat baik. Janganlah seperti ini, selesaikan semua masalah dengan kepala dingin,” kata Budi. “Andi kau seharusnya jangan lekas emosi dan Rian kau juga jangan mudh terpancing, sudahlah lupakan masalah ini. Toh Rian berjanji akan menggantinya,” Budi menasehati mereka. Akhirnya mereka berduapun saling memaafkan dan bersahabat kembali. Setelah beberapa hari, Rian dan Andi pun menemui Budi. Mereka berterimakasih karena mereka telah menjadi sahabat seperti dulu kembali. 
3.        Alur campuran
Alur jenis ini adalah gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan ceritanya secara urut dan kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa lalu atau flash back. Cerita yang menggunakan alur ini cukup sulit untuk dipahami dan membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. Contoh:

Apa yang ditanam itu yang akan dituai

Sore hari itu, Reza sedang bekerja. Dia adalah seorang penjual roti keliling. Ketika dia sedang melewati jalan yang sangat ramai, dia melihat seorang anak kecil yang sedang berjualan Koran. Reza merasa kasihan dengan anak itu. Dia pun memanggilnya, “Hey nak kenapa kau tidak bersekolah?” tanya Reza. “Aku harus membantu Ibuku Pak,” jawab anak itu. Karena merasa kasihan Reza membeli semua korannya. Anak itu pun sangat senang dan gembira.
Setelah lima tahun berlalu, Reza tetap menjalankan hari-harinya bekerja sebagai penjual roti. Ketika dia sedang menjajakan rotinya, dia mengalami sebuah kecelakann. Dia tertabrak sebuah sepeda motor dan jatuh dengan penuh luka. Ia pun pingsan. Saat setelah sadar Reza sudah berada di rumah sakit. Selama di sana Reza mendapatkan perawatan yang sangat baik. Hingga akhirnya dia sembuh, tetapi dia merasa heran kenapa selama dirawat, dia tidak pernah dimintai biaya perawatan. Reza lalu bertanya kepada salah satu perawat, “Suster aku heran kenapa aku tidak dikenai biaya perawatan sedikit pun,” “kami mendapat perintah dari atasan untuk merawat Bapak” jawab suster itu.
Reza pun merasa heran dan segera menemui pemilik rumah sakit itu. “Maaf Pak, aku ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikan Bapak,” kata Reza. Tetapi pemilik rumah sakit itu hanya tersenyum kecil dan berkata, ”seharusnya saya yang berterima kasih kepada Bapak, berkat Bapak saya menjadi seperti sekarang ini,” jawab pemilik rumah sakit tersebut. Reza pun semakin heran. Dia merasa tak pernah menolong apapun. “Apakah Bapak tidak ingat? Saya adalah anak yang Bapak tolong 5 tahun lalu. Pada saat itu saya sedang membutuhkan uang untuk membayar kuliahku. Aku hampir putus asa dan memutuskan untuk berhenti karena tidak ada seorang pun yang membeli daganganku. Tetapi Bapak menolongku hingga akhirnya aku bisa melanjutkan kuliahku,” pemilik rumah sakit tersebut menjelaskan.
Ternyata pemilik rumah sakit tersebut adalah anak yang ditolong Reza 5 tahun yang lalu. Dia adalah seorang mahasiswa yang sedang dalam masalah keuangan. Setelah mendapat bantuan dari Reza, dia pun kembali dapat melanjutkaan kuliahnya. “Baik sekali Bapak itu, suatu saat aku harus membantunya” pikir anak itu. Perjuangan dan niat anak itu pun tak sia-sia hingga akhirnya dia menjadi pemilik rumah sakit itu. 
Setelah mengetahui hal tersebut, Reza pun menitikan air mata. Dia akhirnya mengingat bahwa anak yang ia tolong waktu itu telah sukses dan menjadi pemilik rumah sakit terbesar ini.
3. Setting atau latar
Setting atau latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita tersebut. Seting atau latar biasanya berhubungan erat dengan tema cerpen misalnya jika cerpen bertemakan pendidikan maka setingnya berada di sekolahan, jika cerpen bertemakan agama maka setingnya berada di tempat ibadah.
4. Tokoh Atau Pelaku
Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri mulai dari watak , sikap, sifat dan kondisi fisik. Karakter tokoh dalam sebuah cerpen dapat pula disebut dengan perwatakan. Dalam sebuah cerita kita dapat mengolongkan karakter tokoh dalam 3 jenis yaitu:
  • Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang baik),
  • tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang jahat)
  • tokoh figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh protagonis).
5. Penokohan (perwatakan)
Penokohan adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah ditentukan akan tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap peristiwa yang terjadi. Metode yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh  ada 2 (dua) macam yaitu:
  • Metode analitik
Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung. Contoh : penyayang, lemah lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan, ramah, ceria, lugu, kreatif, dll.
  • Metode dramatik
Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara tidak langsung menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran tokoh dilakukan melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini dapat juga disebut sebagai  metode reaksi tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
1.        Dialog tokoh
2.        Penjelasan tokoh
3.        Penggambaran fisik tokoh

6. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu:
  • Sudut pandang orang pertama
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama yang berbicara dalam kisah tersebut. Sudut pandang orang pertama juga di sebut sebagai kata ganti orang pertama (orang yang berbicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “aku , saya” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kami dan kita”.
  • Sudut pandang orang kedua
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang di ajak bicara. Sudut pandang orang kedua juga di sebut sebagai kata ganti orang kedua (orang yang di ajak bicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “kamu, engkau, saudara, anda” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kalian”.
  • Sudut pandang campuran.
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang membicarakan tokoh utama. Sudut pandang campuaran juga di sebut sebagai kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “ia, dia, beliau” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “mereka”.
7. Amanat atau pesan
Yakni pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.

Unsur Ekstrinsik Cerpen
1. Latar belakang masyarakat
Kondisi latar belakang masyarakat seorang penulis sangatlah berpengaruh besar terhadap terciptanya sebuah cerita. Kondisi itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik negara, kondisi sosial masyarakat, kondisi lingkungan sekitar, sampai dengan kondisi ekonomi masyarakat.
2. Latar belakang pengarang
Latar belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah hasil karangan yang telah diciptakan. Semakin banyak karya sastra yang pernah ditulis maka semakin baik pula karya sastra tersebut. Latar belakang pengarang dapat dikelompokkan kedalam 3 faktor yakni:
Biografi, yakni riwayat hidup pengarang cerita, yang ditulis secara keseluruhan. Mulai dari jenjang pendidikan yang paling rendah hinga jenjang terahir yang telah ditamatkan.
Kondisi psikologis, yakni berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau keadaan saat seorang pengarang menulis sebuah cerita atau cerpen.
Aliran Sastra, seorang penulis pastinya mengikuti aliran sastra tertentu. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar pada gaya penulisan yang dipakai oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra.

Ciri-Ciri Cerpen
Ciri-ciri dari sebuah cerpen adalah sebagai berikut:
1.        Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
2.        Habis dibaca dengan sekali duduk.
3.        Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
4.        Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
5.        Bersifat fiktif.
6.        Hanya mempunyai 1 alur saja.
7.        Bentuk tulisan yang singkat lebih pendek dari Novel.
8.        Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
9.        Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
10.    Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut.

Fungsi Sastra dalam Cerpen
Fungsi sastra dalam cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :
1.        Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.
2.        Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
3.        Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.
4.        Fungsi moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.
5.        Fungsi relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya.

Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Cerpen
Seperti halnya sebuah kisah tentunya cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil sebagai contoh, diantaaranya adalah.
1.        Nilai agama : Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen.
2.        Nilai Sosial : Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
3.        Nilai moral : Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik).
4.        Nilai budaya : Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan , kebiasaan, serta tradisi adat istiadat.

Cerpen dan Jenisnya:
1. Cerpen Cinta 
Cerpen ini menceritakan tentang sebuah drama percintaan yang mengungkit tentang seseorang jatuh cinta. Perasaan suka bisa diceritakan melalui cerita-cerita pendek yang mungkin bisa dijadikan sumber ilmu untuk anak muda jaman sekarang.
Cerpen cinta banyak kita jumpai di majalah-majalah atau koran-koran zaman sekarang. Banyak orang yang menulis tentang cerita indah tentang cinta.
2. Cerpen Anak
Menceritakan sebuah dongeng yang mungkin menarik untuk didengar oleh anak menjadikan cerpen ini sangat populer. Jika anda ingat majalah bobo, maka hidup anda begitu bahagia karena disana banyak sekali cerita pendek untuk anak yang penulisannya mudah dimengerti. Saat ini cerpen anak masih diminati, namun dalam bentuk media online.
3. Cerpen Dewasa
Cerpen ini menceritakan sesuatu yang lebih berat dari hidup kita. Cerpen dewasa menceritakan kisah hidup orang dewasa mulai dari pernikahan, perceraian, pasangan dan kematian. Nah, untuk anda yang suka dengan cerpen-cerpen ini, sebaiknya lebih memahami alurnya agar tidak salah kaprah.
4. Cerpen Lucu

Cerpen yang dibuat dengan guyonan lucu yang bisa menjadi daya tarik sendiri. Ya istilahnya sama seperti stand up comedy. Jadi ceritanya seperti stand up, sengaja dibuat agar pembacanya tidak bosan. Biasanya cerita begini sangat laris dijual dipasaran karena bisa menjadi sebuah ide untuk menceritakan kembali kepada teman-teman kita

FABEL


Pengertian Cerita fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel  biasanya banyak mengandung unsur-unsur moral sesuai karakter manusia dalam kehidupan. Selain itu, sering menggunakan latar belakang alam yang dikemas dengan kata-kata singkat dan pendek.

Struktur Teks Cerita Fabel
1.        Orientasi adalah permulaan dari sebuah cerita yang biasanya berisi dengan perkenalan dari tokoh yang akan dibaca. Makna Orientasi sering digunakan untuk peserta didik yang baru artinya memperkenalkan situasi cerita kepada pembaca..
Contoh orientasi: Pada waktu dahulu kala hiduplah seekor anak kucing yang sedang berjalan di taman dengan bahagia, senang dan hati yang begitu cerah, hal tersebut dikarenakan dia baru saja mendapatkan ikan yang sangat besar, sehingga menjadikan dia (kusing) tampak berjalan dengan gagah, mendapati makanan yang begitu besar yang akan mengenyangkan perutnya yang lapar.
2.        Komplikasi adalah waktu terjadinya sebuah masalah yang dihadapi oleh sang tokoh utama dalam cerita. Bagian ini merupakan bagian timbulnya masalah, baik secara pribadi maupun pribadi dengan pihak lain.
Contoh komplikasi :  Tak disangka Sang Kucing yang membawa ikan besar sambil membanggakan diri itu dan sedang bahagia bertemu dengan kucing lain yang ukuran tubuhnya lebih besar yang ingin mengambil ikan besar bahagia tersebut tapi kucing bahagia tersebut tidak memberikan ikan besar itu kepada kucing yang ukuran tubuhnya lebih besar yang mengiginkan ikan itu.
3.        Resolusi adalah bagian cerita dimana sang tokoh utama mendapatkan ide untuk memecahkan masalah yang berada dalam komplikasi. Masalah yang timbul di bagian komplikasi kemudian harus diselesaikan, hingga sang tokoh utama memiliki ide atau pemikiran untuk terhindar atau menyelesaikan masalah yang ada.
Contoh resolusi: Sang Kucing yang bahagia tadi pun mendapatakan ide untuk menyelesaikan masalahnya dengan kucing yang ukuran besar yang ingin mengambil ikan. akhirnya kucing bahagia tersebut membaginya dengan kucing yang ukuran besar lainnya.
4.        Koda adalah akhir dari cerita yang mengandung makna dari cerita atau amanat yang dapat diambil dari cerita tersebut. Sebuah cerita atau kisah, salah satunya dalam hal ini yakni Fabel harus memiliki manfaat, pelajaran, amanat yang berguna untuk kehidupan pembaca. Bagian inilah yang dimaksud dengan koda, bagian terpenting dalam sebuah alur cerita, yakni nilai manfaat.
Contoh koda: Kita sebagai makhluk ciptakaan Yang Kuasa harus saling membantu, tolong-menolong bergotong royong dalam menyelesaikan suatu masalah, terlebih jika masalah tersebut, masalah yang bersifat umum.

Ciri-ciri umum dan karakteristik fabel
1.        Menggunakan tokoh hewan dalam penceritaannya.
2.        Hewan yang sebagai tokoh utama dapat bertingkah seperti manusia (berbicara, berfikir).
3.        Menunjukkan penggambaran moral / unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentang kehidupan di dalam ceritanya.
4.        Penceritaan yang pendek.
5.        Menggunakan pilihan kata yang mudah.
6.        Dalam cerita fabel, paling baik yang diceritakan adalah antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
7.        Menggunakan setting alam.

 

Fungsi Fabel

Fabel sering digunakan sebagai cerita dalam rangka mendidik masyarakat.

 

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel
Kaidah kebahasaan atau yang biasa disebut juga sebagai unsur kebahasaan merupakan ciri dari bahasa yang digunakan dalam suatu teks seperti cerita fabel.
1. Kata Kerja
Salah satu kaidah atau unsur kebahasaan dalam sebuah teks cerita fabel adalah adanya kata kerja. Kata kerja dalam cerita fabel dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif. 
Kata Kerja Aktif Transitif, adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat, misalnya memegang, mengangkat.
Kata Kerja Aktif Intransitif, adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimat, misalnya diam.
2. Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Pada teks cerita fabel sering sekali adanya penggunaan kata sandang si dan sang. Berikut merupakan penggunaan kata sandang si dan sang yang ada pada teks cerita fabel.
Contoh:
a.    Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
b.    Sang semut mengejek kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
c.    Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. 
d.    Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
e.    “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.

Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut. Bedakan dengan contoh berikut ini.
a.    “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.
b.    Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.

Kata kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan nama. Pada kalimat 2) Kecil ditulis dengan huruf /K/ kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan atau nama julukan.

3. Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu.

Contoh:
a.    Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.
b.    Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur.
c.    Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
d.    Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu.

4.    Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya

Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks.
Contoh:
a.    Setelah mendengar berita kebakaran itu, Amir pergi ke luar, kemudian berlari, lalu berteriak sambil menangis.
b.    Lalu, sang semut memegang erat ranting itu.
c.    Kemudian, sang semut berterima-kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.

d.    Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

 

Contoh Teks Cerita Fabel 

 

KURA-KURA DAN MONYET YANG RAKUS
(Orientasi)
Di tepi hutan hiduplah seekor monyet dan seekor kura-kura. Pada suatu hari, monyet mengajak kura-kura menanam pohon pisang. "Kura-kura, mari kita menanam pohon pisang," ajak monyet. "Ayo, kau di sebelah kanan aku di sebelah kiri," jawab kura-kura. Hari berganti hari. Setiap hari kura-kura merawat pohon pisangnya. "Tumbuh, tumbuhlah pohon pisangku," kura-kura bernyanyi riang. Monyet hanya melihat tingkah kura-kura sambil tiduran di rerumputan. "Apa kabar Monyet? Bagaimana pohon pisangmu?" sapa kura-kura kepada monyet. "Biarkan saja, besok-besok juga berbuah," jawab monyet sombong.

(Komplikasi)
Bulan berganti bulan, pohon pisang kura-kura berbuah. Buahnya besar-besar. Ia akan mengundang kawan-kawannya untuk diajak berpesta pisang. Sebaliknya, pohon pisang monyet mati karena tidak dirawat. Pisang tanaman kura-kura siap dipanen.
"Bagaimana cara memetik buah pisang ini?" pikir kura-kura. "Mungkin monyet mau membantuku."
(Resolusi)
Kura-kura lalu meminta bantuan kepada monyet. "Maukah kau membantuku memetik buah pisang ini?" tanya kura-kura. "Aku bersedia, tetapi buah pisang itu nanti dibagi dua." jawab monyet. "Baik! " jawab kura-kura. Monyet lalu memanjat pohon pisang kura-kura. Bau harum buah pisang menggoda selera monyet. Ia lupa akan janjinya. Kura-kura menunggu di bawah pohon pisang. "Nyet, Nyet, mana pisang bagianku?" teriak kura-kura. "Sebiji pun tidak ada," jawab monyet rakus. "Nyet, ini pohon pisangku!" rengek kura-kura hampir menangis. "Salah sendiri mengapa tidak bisa memanjat pohon?" ejek monyet.
(Koda)
Kura-kura mulai menangis. Hatinya sedih bercampur marah. Ia lalu menggoyang-goyang pohon pisang itu. Tiba-tiba.... bruk! Pohon pisang itu tumbang. Monyet itu jatuh. Dia mengerang kesakitan. Tubuhnya tertimpa batang pohon pisang. "Ampun kura-kura, tolong aku! Aku menyesal..." kata monyet. Tetapi, kura-kura sudah berlalu. Ia mencari sahabat baru.