Guruku... Alangkah besar pengabdianmu. Tanpa tanda jasa kau tetap setia mendidikku. Agar aku berguna bagi nusa dan bangsa.

Kamis, 29 Mei 2008

KARANGAN EKSPOSISI

Bahan Pembelajaran Bagi Siswa
Subject Bahasa Indonesia
KARANGAN EKSPOSISI ialah karangan yang bersifat memaparkan, menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu dan informasi disampaikan dengan sejelas-jelasnya.

SYARAT MENULIS EKSPOSISI, yaitu :
1. Kita harus mengetahui masalah atau persoalan yang akan ditulis.
2. Kita harus mempunyai kemampan menganalisis persoalan secara jelas dan konkret.

LANGKAH-LANGKAH MENULIS EKSPOSISI, yaitu :
1. Menetapkan Tema Tulisan
Tema harus kita persiapkan dan tentukan terlebih dahulu. Tema tulisan inilah yang akan dikembangkan menjadi tulisan. Dengan demikian, tema menjiwai tulisan.
Contoh tema yang masih luas : Lalu Lintas ini dapat dipersempit lagi menjadi Lalu Lintas Jalan Raya dan ini pun bisa dipersempit lagi menjadi Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Raya.

2. Menentukan Tujuan Penulisan
Dalam langkah yang kedua ini penulis berusaha menerangkan pokok persoalan yang terkandung di dalam tema. Untuk itu diperlukan fakta-fakta yang harus disusun dengan sebaik-baiknya agar mudah dipahami pembaca. Misalnya, kita hendak menulis eksposisi dengan tema Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Raya, tujuan menulis dapat ditentukan seperti :
· Menjelaskan bahwa setiap hari lalu lintas di jalan raya mengalami kemacetan.
· Menerangkan bahwa kemacetan lalu lintas di jalan raya dapat menganggu manusia.
· Menjelaskan betapa kacaunya lalu lintas di jalan raya sehingga muncul kemacetan.
· Menerangkan bahwa ada beberapa penyebab munculnya kemacetan lalu lintas di jalan raya.

3. Mengumpulkan Bahan Tulisan
Bahan tulisan eksposisi dapat diperoleh melalui berbagai sumber, daat melalui sumber tertulis, seperti buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain. Bahan juga bisa diperoleh melalui wawancara dengan orang yang dianggap ahli atau melalui pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis. Jika kita hendak menulis eksposisi tentang Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Raya, bahan yang terkumpul antara lain :
· Keadaan kemacetan lalu lintas
· Waktu kemacetan lalu lintas
· Penyebab kemacetan lalu lintas
· Akibat kemacetan lalu lintas

4. Menentapkan Kerangka Tulisan
Dalam langkah ini, seluruh bahan yang sudah terkumpul harus dirinci dan diseleksi secara cermat. Bahan-bahan yang tidak menunjang tema tulisan yang sedang kita garap sebaiknya kita buang atau kita kesampingkan. Jika kita menulis dengan tema Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Raya, dengan memperhatikan bahan yang sudah terdapat pada langkah ketiga, kerangka tulisannya seperti berikut ini.
I. Kemacetan lalu lintas
A. Tidak aneh
B. Menjengkelkan kita
II. Waktu kemacetan lalu lintas
A. Pagi hari
B. Siang hari
C. Sore hari
III. Penyebab kemacetan lalu lintas
A. Persilangan dengan kereta api
B. Semakin banyak kendaraan
C. Parkir pedagang dan kaki lima
D. Lalu lalu lintas mati
E. Sikap kurang terpuji para pengemudi
F. Polisi lalu lintas tidak tampak
IV. Akibat kemacetan lalu lintas
A. Waktu terbuang percuma
B. Bahan bakar terbuang percuma
C. Polusi udara dan suara
D. Stres menyerang kesehatan rohani.

5. Mengembangkan Tulisan
Dengan kerangka tulisan yang sudah disiapkan, pengembangan tulisan dapat dikerjakan dengan baik. Saat mengembangkan karangan harus memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Gunakanlah kalimat efektif, pilihan kata yang tepat, ejaan yang benar, dan tanda baca yang tepat.
Pengembangan tulisan eksposisi yang berasal dari kerangka tulisan yang terdapat pada langkah keempat, tampak pada wacana berikut ini.
Contoh pengembangan kerangka karangan

Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Raya

Di banyak kota besar, kemacetan lalu lintas di jalan raya menjadi persoalan yang pelik. Sebenarnya ini merupakan yang tidak aneh. Meskipun demikian, kemacetan lalu lintas merupakan keadaan yang menjengkelkan kita sebagai pengguna jalan.
Jika diperhatikan, pada waktu-waktu tertentu lalu lintas di jalan-jalan tampak macet. Pada pagi hari, kemacetan lalu lintas mulai terasa ketika warga masyarakat mulai berangkat ke tempat mereka bekerja dan para pelajar mulai berangkat ke sekolah. Pada siang hari kemacetan lalu lintas mencapai puncaknya.
Banyak hal yang menjadi kemacetan lalu lintas. Pertama, adanya persilangan dengan jalan kereta api. Kedua, semakin banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan-jalan. Ketiga, banyak jalan digunakan sebagai parkir kendaraan dan sebagai tempat para pedagang kaki lima berjualan. Keempat, sering terjadi lampu lalu lintas mati. Kelima, sikap kurang terpuji pada pengemudi, seperti memberhentikan kendaraannya tidak pada tempatnya dan saling mendahului denan kendaraan lainnya. Terakhir, polisi lalu lintas tidak tampak di tempat tugasnya, apalagi jika lampu lalu lintas mati.
Dengan demikian, akibat kemacetan lalu lintas pun muncul, seperti waktu yang terbuang percuma. Selain itu, bahan bakar juga terbuang percuma. Kemacetan lalu lintas juga dapat menyebabkan polusi udara dan suara. Bahkan, dapat mengakibatkan stres yang menyerang kesehatan rohani kita.

PUISI LAMA

Bahan Pembelajaran Bagi Siswa Untuk
Subject Bahasa Indonesia

Puisi lama merupakann warisan budaya yang tidak boleh dilupakan. Dalam puisi lama terkandung pesan-pesan moral dan nasihat. Puisi lama antara lain :

1. Gurindam ialah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua belas kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

Contoh Gurindam

Gurindam Nasihat

Apabila banyak berkata-kata,
Di situ jalan masuk dusta.

Apabila kita kurang siasat,
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila anak tidak dilatih,
Jika besar bapanya letih.

Apabila banyak mencela orang,
Itulah tanda dirinya kurang.

Apabila orang banyak tidur,
Sia-sia sajalah umur.
Apabila mendengar akan kabar,
Menerimanya itu hendaklah sabar.

2. Karmina (pantun kilat) merupakan pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi.

Contoh Karmina

Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih nanya pula

3. Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri dari 4 baris bersajak ab-ab atau aa-aa. Dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Contoh Pantun

Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

4. Seloka merupakan bentuk puisi Melayu klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mendandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.

Contoh Seloka

Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang

5. Syair merupakan karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.

Contoh Syair

Syair Nasihat Orang Tua Terhada p Anak

Wahai Ananda hendaklah
Hidup di dunia amatlah singkat
Banyakkan amal serta ibadat
Supaya selamat dunia akhirat

Wahai Ananda dengarkan peri
Tunangan hidup adalah mati
Carilah bekal ketika pagi
Supaya tidak menyesal nanti

Wahai Ananda dengarkan madah
Baikkan laku elokkan tingkah
Banyakkan kerja yang berfaedah
Supaya hidupmu beroleh berkah

Wahai Ananda dengarlah pesan
Kuatkan hati teguhkan iman
Jangan didengar bisikan setan
Supaya dirimu diampuni Tuhan

Wahai Ananda peganglah janji
Berbuat khianat engkau jauhi
Banyakkan olehmu bertanam budi
Supaya kelak hidup terpuji

Wahai Ananda cahaya mata
Janganlah tamak terhadap harta
Mencari nafkah berpada-pada
Supaya hidupmu tiada ternista

6. Talibun merupakan sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris.

Contoh Talibun

Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari

Minggu, 25 Mei 2008

STRATEGI MEMULAI MENULIS

Rajin membaca adalah kunci sukses seorang penulis. Dengan membaca, ia tidak saja memiliki banyak pengetahuan dan referensi tentang berbagai masalah, tapi juga dapat mempelajari bagaimana orang lain mengemukakan pandangannya lewat bahasa tulisan (artikel) di media massa. Selain rajin membaca, hal-hal berikut merupakan modal dasar yang mutlak dimiliki seseorang untuk dapat menulis artikel atau menjadi penulis.
1. Kemauan merupakan modal utama bagi seseorang untuk menggerakkan dirinya mencapai sesuatu. Bahkan bukan sekedar kemauan, melainkan ambisi.
2. Motivasi menulis (apakah anda ingin dikenal orang (populer), mendapat penghasilan, atau menjadikan menulis sebagai profesi).
3. Kemampuan (diwujudkan melaui latihan yang keras dan terus-menerus).
Adapun kemampuan yang diperlukan untuk menulis artikel atau menjadi seorang penulis, antara lain :
a. Kemampuan mengamati fenomena yang berkembang di masyarakat.
b. Kemampuan berbahasa tulis
Cara Memulai Menulis
1. Menggali ide sama halnya dengan mencari inspirasi (bisa melalui menimbulkan pertanyaan mengapa... bagaimana terhadap sebuah fenomena yang ada).
2. Mengumpulkan bahan (referensi)
a. Dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis.
b. Membaca buku, Koran, majalah, atau bahan bacaan lainnya. Cara seperti ini disebut studi bacaan atau studi kepustakaan.
c. Melalui wawancara dengan narasumber yang menguasai permaslahan yang ingin kita ketahui.
d. Melalui gabungan beberapa cara yang telah dikemukakan.
3. Mulai menulis
Untuk memulai menulis banyak cara yang bisa dilakukan, bisa dimulai dengan cara mengutip berita, mengutip ayat Al-Quran atau hadis/alkitab, mengutip ucapan seseorang, dan mengutip pendapat/pemikiran seseorang.
· Dengan cara mengutip berita (melalui deskripsi)
Contoh : Menyoal Nasib Guru
Umar Bakri (30 tahun), seorang guru SD di Anu, melakukan ”mogok mengajar” gara-gara gajinya yang hanya Rp ....... per bulan dipotong 25%. Seperti diberitakan Harian Anu (1/1), Umar Bakri melakukan aksi protesnya selama seminggu, membuat murid-muridya tidak dapat belajar selama itu.
Apa yang dilakukan Umar Bakri, dapat dimengerti. Langka seorang guru dengan berani melakukan aksi nyata seperti dia, sebagai protes akan pemotongan gajinya. Umar Bakri hanya satu contoh betapa nasib guru sekarang memprihatinkan. Tulisan ini akan membahas kondisi umum guru kita dewasa ini dan gambaran betapa mulia status guru. ...................

· Dengan cara mengutip ayat Al-Quran (melalui eksposisi)
Contoh : Akhlakul Karimah: Kunci Sukses Pergaulan
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Demikian (arti) sabda Rasulullah Saw, yang menjelaskan tugas utamanya sebagai utusan Allah di dunia ini. Gambaran misi Rasulullah tersebut sangat sederhana, namun bermakna dalam, dan menegaskan bahwa penyempurnaan akhlak mulia merupakan sasaran utama risalah Islam.
Hadis di atas juga menunjukkan, betapa akhlak merupakan hal penting diperhatikan oleh kita. Sebab, akhlak atau budi pekerti adalah sumber sekaligus penggerak perilaku seseorang, baik dalam berhubungan dengan sesama manusia (pergaulan sosial) maupun dengan Tuhan. Tulisan ini akan membahas mengapa akhlak menjadi sasaran utama risalah Islam, apa yang dimaksud dengan akhlak mulia, dan bagaimana fungsi dan peran akhlak dalam pergaulan sosial manusia. (subjudul pembahasan: pengertian akhlak, ciri-ciri akhlak mulia, akhlak mulia modal utama pergaulan harmonis). ......................

· Dengan cara mengutip ucapan seseorang (melalui argumentasi)
Contoh : Melacak Akar Perselingkuhan
”Perselingkuhan semakin merajalela dan menjadi fenomena nasional,” demikian ungkap Dr. Anu dalam sebuah ceramahnya. ”Penyebabnya antara lain mandegnya komunikasi antara suami-istri.”
Apa yang diungkapkan Dr Anu di atas patut menjadi perhatian sekaligus keprihatinan kita. Terlebih, penyebab perselingkuhan yang dikemukakan pakar tadi, hanyalah satu dari sekian faktor. Tulisan ini akan mengulas apa sebenarnya perselingkuhan, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana mengantisipasinya. (subjudul pembahasan: pengertian selingkuh/ perselingkkuhan, sebab-sebab perselingkuhan, kiat menghindari perselingkuhan). ......................

· Dengan cara mengutip pendapat/pemikiran seseorang (melalui argumentasi)
Contoh : Potret Kehidupan Umat Beragama
Agama, menurut Dr. M.A. Anu (1984), mempengaruhi dan membentuk pandangan dunia seseorang. Agama menciptakan perasaan tanggung jawab terhadap Tuhannya dengan menyadarkannya bahwa ia merupakan bagian dari alam semesta.
Agama, lanjut Dr. M.A. Anu, bisa mempengaruhi sikap moral seseorang. Ia bisa mencegahnyanya berbuat jahat dan tercela; membuatnya mampu berbuat baik, pada dirinya sendiri juga pada orang lain.
Jika kita sepakat dengan pandangan di atas, kta melihat bagaimana pentingnya agama bagi kehidupan seseorang dan kehidupan di dunia ini pada umumnya. Kita juga bisa mengukur diri, apakah agama yang kita anut telah berperan atau diperankan dalam diri kita sebagaimana dikatakan Dr. M.A Anu di atas? Lalu, bagaimana ”potret” keberagaman umat dewasa ini? Apakah perilaku mereka telah mencerminkan bahwa mereka umat beragama? (Subjudul pembahasan: fungsi agama bagi manusia, karakteristik umat beragama, realitas kehidupan umat beragama). ............

Ada sebuah nasihat dari James G. Robbins dan Barbara S. Jones tentang menulis yang patut kita perhatikan:
”Janganlah tunggu sampai anda dapat menulis kalimat atau bab-bab yang sempurna, atau ungkapan-ungkapan yang dalam. Janganlah terkejut atau kecewa jika anda gagal untuk mempertunjukkan atau menghasilkan kualitas yang tinggi dalam tulisan pertama anda. Pokoknya teruslah memulainya.
Menilai apa yang sudah kita tuliskan adalah langkah kemudian... kita perlu untuk kritis dan selalu berkeinginan untuk mengubah dan memperbaikinya... Yang terbaik dilakukan. Kalau mungkin, ialah menjauhkan atau menyimpan dulu apa yang sudah kita tulis itu, dan membiarkannya begitu saja selama sehari atau lebih, dan kemudian memeriksanya kembali... Seorang penulis yang baik ialah juga seorang penulis ulang yang baik (a good writer is also a good rewriter)…”


Refensi
Romli, Asep Syamsul M. 1999. Jurnalistik Praktis (untuk pemula). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suparno dan M. Yunus. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: PPUT.
Tarigan, Djago. 1991. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa Bandung.

Rabu, 21 Mei 2008

KARANGAN DESKRIPSI

KARANGAN DESKRIPSI ialah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seerti orang, tempat, suasana atau hal lain).

MACAM-MACAM DESKRIPSI, yaitu :
1. Deskripsi Sugestif
Deskripsi sugestif ialah deskripsi yang bertujuan membangkitkan daya khayal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek (yang dideskripsikan) secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya.

Contoh deskripsi sugestif yang membicarakan objek tempat

Kilometer Nol, Sebuah Lambang

Sebuah tugu di ujung Utara pulau Weah Aceh, berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tentu itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, kotamadya Sabang.
Itulah kilometer nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan. Lagu patriotik Dari Sabang sampai Marauke seakan-akan tergiang-ngiang di telinga. Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling Barat Nusantara.
Lambang Garuda begitu megah bertenger di puncak tugu. Di bawah kaki Sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah kilometer nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya bentangan jalan raya dari ujung Barat Indonesia ke Timur. Akan tetapi, berada dititik itu, slogan Sabang-Marauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna.
Dari titik nol kilometer ini, jalan hanya selebar 3 meter. Itupun hanya permukaan sekitar 2 meter yang kelihatan, selebihnya tertutup semak belukar. Sulit dibayangkan, jika ada kendaraan 2 arah berada di jalur itu. Jarak kilometer nol ke kota Sabang 22,5 Km. Lalu, dari Sabang terbentang lagi jarak 28 mil laut atau hampir 52 Km dan tiga jam perjalanan feri ke ujung utara Sumatra.
Jalan menuju kilometer nol hampir tak berbicara sebagai sebuah jalan raya. Kilometer nol pun seakan-akan tak berbicara sebagai tanda kilometer di tempat lain. Bahkan pualam bertuliskan ”KM0” telah dicopot tangan-tangan jahil. Sedangkan tugu-tugu yang kesepian itu tak pernah dihiraukan sebagai tanda kilometer jalan raya. Akan tetapi, dalam keheningan belukar di Jaboi, di bawah bola-bola awan yang keperakan, di sela-sela deburan ombak, tugu itu tetap tegar sebagai sebuah lambang yang berbicara tentang kesatuan Indonesia.

2. Deskripsi Teknis
Deskripsi teknis ialah deskripsi yang bertujuan memberikan identifikasi atau informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenal bila bertemu atau berhadapan dengan objek itu.

Contoh deskripsi teknis

Tentang Agroindustri

Salah satu sektor yang mempunyai arti strategis dalam Pembangunan Nasional Jangka Panjang adalah pengembangan agroindustri. Agroindustri adalah kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan pertanian serta jasa bagi kegiatan tersebut.
Titik berat Pembangunan Jangka Panjang adalah pembangunan ekonomi dengan sasaran utama mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri yang kuat ditunjang oleh pertanian yang tangguh, yang dapat membawa perubahan fundamental dalam struktur perekonomian Indonesia, sehingga produksi nasional yang berasal dari sector luar pertanian merupakan bagian yang makin besar dan akhirnya menjadi tulang punggung perekonomian.
Industri yang kuat adalah industri yang strukturnya kukuh dan berakar pada kemampuan sumber daya alam yang dimiliki dan yang dapat menjelmakan kaitan ke depan, ke samping, dan ke belakang dengan industri lainnya. Pertanian yang tangguh adalah yang mampu menyediakan bahan baku hasil pertanian dalam jumlah, mutu, dan waktu yang dapat mendorong pertumbuhan industri.
Dengan demikian, sector agroindustri merupakan mata rantai penghubung antara sector pertanian dan sector industri. Pengembangan sector agroindustri di samping mempunyai arti strategis dalam kerangka Pembangunan Nasional Jangka Panjang juga dapat meningkatkan daya serap tenaga kerja dengan membuka spectrum baru lapangan kerja yang luas dan beragam, baik formal maupun nonformal.
Ruang lingkup agroindustri yang luas memungkinkan tenaga kerja informal bisa diserap lebih banyak. Agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri peralatan dan mesin pertanian serta industri jasa pertanian. Industri pengolahan hasil pertanian mempunyai lima subsektor, yaitu: industri pengolahan tanaman pangan, perkebunan, hasil hutan perkebunan, dan hasil peternakan. Industri peralatan dan mesin pertanian mencakup industri peralatan dan mesin pertanian budidaya serta pengolahan. Industri jasa sektor pertanian meliputi perdagangan, konsultasi, dan komunikasi.

PENDEKATAN DESKRIPTIF
1. Pendekatan Realistis
Dengan pendekatan ini, objek yang tengah diamati harus dituliskan seobjektif-objektifnya. Artinya, objek yang tengah diamati harus dilukiskan sesuai dengan keadaan yang nyata. Perincian-perincian dan perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain, harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga tampak seperti di potret.
2. Pendekatan Impresionistis
Dengan pendekatan ini penulis menggambarkan atau melukiskan objek secara subjektif. Artinya, objek yang akan digambarkan atau dilukiskan dikemukakan oleh penulis secara bebas dan berdasarkan penafsirannya saja. Penulis harus menyeleksi bagian-bagian yang diperlukan dari kenyataan-kenyataan yang hendak dideskripsikan secara cermat.
3. Pendekatan Sikap Penulis
Dengan pendekatan ini akan terlihat bagaimana sikap penulis terhadap objek yang akan digambarkan atau dilukiskan. Penulis dapat mengambil salah satu sikap, seperti sikap masa bodoh, bersungguh-sungguh dan cermat, seenaknya, dan sebagainya. Sikap-sikap ini berhubungan pula dengan tujuan yang akan dicapai penulis, sifat objek, dan orang yang membaca deskripsinya.

LANGKAH-LANGKAH MENULIS DESKRIPSI, yaitu :
1. Menetapkan Tema Tulisan
Tema tulisan, yaitu gagasan, persoalan, masalah, atau ide yang akan kita kemukakan dalam tulisan. Karena tulisan yang hendak kita kembangkan berbentuk deskripsi, tema tulisan tentu berupa objek yang akan kita tulis. Misalnya, kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang kegiatan yang terdapat di sekolah. Karena tema ini terlalu luas, maka perlu dipersempit lagi. Dari sini dapat ditetapkan beberapa tema kecil, seperti upacara bendera, pergelaran seni, atau pertandingan olahraga.

2. Menetapkan Tujuan Tulisan
Dengan menulis deskripsi maka tujuan hendak dicapai ialah memberikan gambaran dan rincian suatu objek kepada pembaca. Jika yang kita tulis berbentuk deskripsi sugestif maka tujuan menulis ialah berusaha menciptakan penghayatan melalui imajinasi pembaca terhadap objek tertentu. Akan tetapi, jika yang kita tulis itu berbentuk deskripsi teknis maka tujuan menulis ialah berusaha menanamkan pengertian kepada pembaca terhadap objek tertentu dengan cara memberikan indentifikasi dan informasi mengenai objek tersebut.
Umpamanya kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang jalannya upacara penaikan bendera di sekolah. Tujuan kita menulis ialah memberikan gambaran kepada pembaca tentang jalannya upacara penaikan bendera agar pembaca dapat menghayatinya.

3. Mengumpulkan Bahan Tulisan
Bahan tulisan dapat diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya :
1. Dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis.
2. Membaca buku, Koran, majalah, atau bahan bacaan lainnya. Cara seperti ini disebut studi bacaan atau studi kepustakaan.
3. Melalui wawancara dengan narasumber yang menguasai permasalahan yang ingin kita ketahui.
4. Melalui gabungan beberapa cara yang telah dikemukakan.
Kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang upacara penaikan bendera di sekolah, bahan tulisan yang dapat diperoleh dan dikumpulkan adalah waktu upacara, petugas pelaksana upacara, tempat upacara, peserta upacara, pembina upacara, pesan pembina upacara, dan suasana upacara.

4. Menyiapkan Kerangka Tulisan
Umpamanya kita hendak menulis deskripsi tentang pelaksanaan upacara penaikan bendera di sekolah dengan bahan-bahan yang telah dikumpulkan, maka kerangka karangan tampak seperti berikut ini.
I. Waktu upacara penaikan bendera
A. Tepat pukul 07.00
B. Siswa berbaris
II. Tempat upacara
A. Bersemen dan bersih
B. Pepohonan dan bunga
III. Petugas pelaksana upacara
A. Kebijaksanaan sekolah
B. Bertanggung jawab
IV. Peserta upacara
A. Para guru
B. Para karyawan dan tata usaha
V. Suasana upacara
A. Khidmat
B. Disiplin
VI. Pembina upacara
A. Kepala sekolah
B. Bapak atau ibu guru
VII. Pesan Pembina upacara
A. Kewajiban kita
B. Rajin belajar

5. Mengembangkan Tulisan
Jika kita menulis deskripsi tentang pelaksanaan upacara penaikan bendera di sekolah dengan menggunakan kerangka karangan seperti tampak pada langkah keempat, pengembangan tulisannya tampak seperti di bawah ini.

Upacara Penaikan Bendera di Sekolahku

Di sekolahku upacara penaikan bendera dilaksanakan pada setiap hari Senin. Tepat pada pukul 07.00 para siswa turun ke lapangan. Setelah para siswa berbaris rapi, upacara pun dimulai.
Upacara dilaksanakan di lapangan sekolah. Lapangan itu bersemen dan bersih. Di pinggir lapangan tumbuh rimbun pohon dan bunga yang indah.
Secara bergiliran setiap kelas menjadi petugas upacara. Hal ini sudah merupakan kebijaksanaan sekolah agar para siswa belajar berorganisasi. Selain itu, bertujuan agar para siswa bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah.
Seluruh pelajar dengan sendirinya menjadi peserta upacara. Di samping itu, para guru dan karyawan tata usaha menjadi peserta upacara.
Suasana upacara berlangsung tertib. Seluruh upacara dengan khidmat mengikuti upacara. Para siswa juga menunjukkan disiplin yang tinggi selama mengikuti upacara.
Setiap upacara berlangsung selalu hadir pembina upacara. Biasanya yang menjadi pembina upacara ialah kepala sekolah. Akan tetapi, jika kepala sekolah berhalangan hadir, bapak atu ibu guru dapat tampil sebagai pembina upacara.
Yang selalu kuingat jika mengikuti upacara ialah pesan pembina upacara. Isinya antara lain bahwa penyelenggaraan upacara penaikan bendera merupakan kewajiban kita dalam menghormati kedaulatan negara dan jasa para pahlawan. Maka dari itu, para pelajar diimbau agar rajin belajar.

ASAH KETERAMPILAN

1. Kembangkanlah kerangka karangan di bawah ini!
2. Bila anda sudah selesai membuatnya menjadi sebuah karangan, karangan tersebut bisa dikonsultasikan dengan guru.
3. Bisa juga anda tukarkan karangan anda dengan teman-teman anda. Mintalah pendapat mereka tentang karangan anda!

Tema : Pergelaran Seni di Sekolah
I. Macam pergelaran seni
A. Seni drama
B. Seni tari
C. Seni lukis
D. Seni deklamasi (perbuatan membaca sajak yang disertai gerak dan mimik yang baik di muka umum)
II. Waktu pergelaran
A. Peringatan hari besar negara
B. Peringatan hari besar agama
C. Perpisahan siswa kelas tiga
III. Tempat pergelaran
A. Di aula sekolah
B. Dekorasi menarik
IV. Pesta pergelaran
A. Siswa yang berbakat
B. Berlatih dengan disiplin
C. Diarahkan oleh guru pembina
V. Suasana pergelaran
A. Tampak meriah
B. Memang memuaskan