Guruku... Alangkah besar pengabdianmu. Tanpa tanda jasa kau tetap setia mendidikku. Agar aku berguna bagi nusa dan bangsa.

Rabu, 11 Maret 2009

MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Seiring dengan pergeseran makna pembelajaran, dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator dan kreator.

Keberadaan seorang guru dalam suatu sekolah tidaklah dapat disangka lagi, karena tanpa guru sekolah tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran. Namun peran guru tidaklah hanya berhenti sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu saja, karena tanpa adanya peran sebagai motivator maka sia-sialah peran guru sebagai sosok yang melakukan transfer ilmu.
Salah satu indikator keberhasilan pendidikan secara mikro di tataran pembelajaran level kelas adalah tatkala seorang guru mampu membangun motivasi belajar para siswanya. Jika siswa-siswa itu dapat ditumbuhkan motivasi belajarnya, maka sesulit apa pun materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikutinya niscaya mereka akan menjalaninya dengan "enjoy".
Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera.

Menumbuhkan motivasi belajar intrinsik sekaligus memberikan motivasi belajar intrinsik pada anak, bisa melalui cara-cara berikut ini :
1. Meluangkan waktu untuk menemani anak belajar.
2. Memberikan penghargaan pada setiap usaha yang dilakukan anak untuk belajar.
3. Memberikan hukuman yang mengandung pelajaran.
4. Mendengarkan keluh kesah anak mengenai kegiatan belajar yang dilakukannya.
5. Memberi perhatian pada hal-hal yang dilakukan anak pada saat ia belajar.
6. Menghargai setiap perkembangan yang berhasil dicapai anak dalam kegiatan belajarnya, sekecil apa pun perkembangan itu.

Hal sejalan juga dikemukakan oleh, Wina Senjaya (2008) dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Dia mengemukakan bahwa ada tujuh petunjuk umum yang bisa digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, antara lain :
1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
2. Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar, dengan cara hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa (berkaitan dengan life skill).
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut.
4. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan.
5. Berikan penilaian
Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya.
6. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
7. Ciptakan persaingan dan kerja sama
Guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antarindividu. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik.

Jadi kesimpulannya apabila guru bisa menjadi motivator yang baik bagi siswanya, maka akan timbul berbagai hal dalam diri siswa, antara lain :
1. Timbulnya keinginan pada siswa untuk lebih menekuni materi yang dipelajarinya.
2. Adanya keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk pergi ke sekolah.
3. Rasa memiliki sekolah akan timbul bila siswa merasa bahwa sekolahnya adalah suatu tempat yang menyenangkan.

Tidak ada komentar: