Pengertian Cerita fabel
adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai
manusia. Fabel biasanya banyak
mengandung unsur-unsur moral sesuai karakter manusia dalam kehidupan. Selain
itu, sering menggunakan latar belakang alam yang dikemas dengan kata-kata
singkat dan pendek.
Struktur Teks Cerita Fabel
1.
Orientasi adalah permulaan dari sebuah cerita yang biasanya berisi dengan perkenalan
dari tokoh yang akan dibaca. Makna Orientasi sering digunakan untuk peserta
didik yang baru artinya memperkenalkan situasi cerita kepada pembaca..
Contoh orientasi: Pada waktu dahulu kala hiduplah
seekor anak kucing yang sedang berjalan di taman dengan bahagia, senang dan
hati yang begitu cerah, hal tersebut dikarenakan dia baru saja mendapatkan ikan
yang sangat besar, sehingga menjadikan dia (kusing) tampak berjalan dengan
gagah, mendapati makanan yang begitu besar yang akan mengenyangkan perutnya
yang lapar.
2.
Komplikasi adalah waktu terjadinya sebuah masalah yang dihadapi oleh sang tokoh utama
dalam cerita. Bagian ini merupakan bagian timbulnya masalah, baik secara
pribadi maupun pribadi dengan pihak lain.
Contoh komplikasi : Tak disangka Sang Kucing yang
membawa ikan besar sambil membanggakan diri itu dan sedang bahagia bertemu
dengan kucing lain yang ukuran tubuhnya lebih besar yang ingin mengambil ikan
besar bahagia tersebut tapi kucing bahagia tersebut tidak memberikan ikan besar
itu kepada kucing yang ukuran tubuhnya lebih besar yang mengiginkan ikan itu.
3.
Resolusi adalah bagian cerita dimana sang tokoh utama mendapatkan ide untuk
memecahkan masalah yang berada dalam komplikasi. Masalah yang timbul di bagian
komplikasi kemudian harus diselesaikan, hingga sang tokoh utama memiliki ide
atau pemikiran untuk terhindar atau menyelesaikan masalah yang ada.
Contoh resolusi: Sang Kucing yang bahagia tadi pun
mendapatakan ide untuk menyelesaikan masalahnya dengan kucing yang ukuran besar
yang ingin mengambil ikan. akhirnya kucing bahagia tersebut membaginya dengan
kucing yang ukuran besar lainnya.
4.
Koda adalah akhir dari cerita yang mengandung makna dari cerita atau amanat yang
dapat diambil dari cerita tersebut. Sebuah cerita atau kisah, salah satunya
dalam hal ini yakni Fabel harus memiliki manfaat, pelajaran, amanat yang
berguna untuk kehidupan pembaca. Bagian inilah yang dimaksud dengan koda,
bagian terpenting dalam sebuah alur cerita, yakni nilai manfaat.
Contoh koda: Kita sebagai makhluk ciptakaan Yang
Kuasa harus saling membantu, tolong-menolong bergotong royong dalam
menyelesaikan suatu masalah, terlebih jika masalah tersebut, masalah yang
bersifat umum.
Ciri-ciri
umum dan karakteristik fabel
1.
Menggunakan tokoh hewan dalam
penceritaannya.
2.
Hewan yang sebagai tokoh utama dapat
bertingkah seperti manusia (berbicara, berfikir).
3.
Menunjukkan penggambaran moral /
unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentang kehidupan di dalam
ceritanya.
4.
Penceritaan yang pendek.
5.
Menggunakan pilihan kata yang mudah.
6.
Dalam cerita fabel, paling baik yang
diceritakan adalah antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
7.
Menggunakan setting alam.
Fungsi
Fabel
Fabel sering digunakan sebagai
cerita dalam rangka mendidik masyarakat.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel
Kaidah kebahasaan atau yang biasa disebut juga sebagai
unsur kebahasaan merupakan ciri dari bahasa yang digunakan dalam suatu teks seperti
cerita fabel.
1. Kata Kerja
Salah satu kaidah atau unsur kebahasaan dalam sebuah
teks cerita fabel adalah adanya kata kerja. Kata kerja dalam cerita fabel
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kata kerja aktif transitif dan kata
kerja aktif intransitif.
Kata Kerja Aktif Transitif, adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek
dalam kalimat, misalnya memegang, mengangkat.
Kata Kerja Aktif Intransitif, adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan
objek dalam kalimat, misalnya diam.
2. Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Pada teks cerita fabel sering sekali adanya penggunaan
kata sandang si dan sang. Berikut merupakan penggunaan kata sandang si dan
sang yang ada pada teks cerita fabel.
Contoh:
a.
Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang
yang berada di taman itu.
b.
Sang semut mengejek kepompong yang jelek yang tidak
bisa pergi ke mana-mana.
c.
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa
pergi ke tempat ia suka.
d.
Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan
tersebut.
e.
“Aku adalah
kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang
diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital.
Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut. Bedakan dengan
contoh berikut ini.
a.
“Bagaimana
caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.
b.
Kedua orang
itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.
Kata kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil
karena bukan merupakan nama. Pada kalimat 2) Kecil ditulis dengan huruf /K/
kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan atau nama julukan.
3. Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata
keterangan tempat dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk
keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu
biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu.
Contoh:
a.
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut
berjalan-jalan di taman.
b.
Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena
hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur.
c.
Si kupu-kupu
mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
d.
Kamu hanya bisa
menggantung di ranting itu.
4.
Penggunaan Kata Hubung
Lalu, Kemudian, dan Akhirnya
Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks.
Contoh:
a.
Setelah
mendengar berita kebakaran itu, Amir pergi ke luar, kemudian berlari, lalu
berteriak sambil menangis.
b.
Lalu, sang
semut memegang erat ranting itu.
c.
Kemudian, sang
semut berterima-kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
d.
Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan
menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
Contoh Teks Cerita Fabel
KURA-KURA DAN MONYET
YANG RAKUS
(Orientasi)
Di tepi hutan hiduplah seekor monyet dan seekor kura-kura. Pada suatu hari, monyet mengajak kura-kura menanam pohon pisang. "Kura-kura, mari kita menanam pohon pisang," ajak monyet. "Ayo, kau di sebelah kanan aku di sebelah kiri," jawab kura-kura. Hari berganti hari. Setiap hari kura-kura merawat pohon pisangnya. "Tumbuh, tumbuhlah pohon pisangku," kura-kura bernyanyi riang. Monyet hanya melihat tingkah kura-kura sambil tiduran di rerumputan. "Apa kabar Monyet? Bagaimana pohon pisangmu?" sapa kura-kura kepada monyet. "Biarkan saja, besok-besok juga berbuah," jawab monyet sombong.
Di tepi hutan hiduplah seekor monyet dan seekor kura-kura. Pada suatu hari, monyet mengajak kura-kura menanam pohon pisang. "Kura-kura, mari kita menanam pohon pisang," ajak monyet. "Ayo, kau di sebelah kanan aku di sebelah kiri," jawab kura-kura. Hari berganti hari. Setiap hari kura-kura merawat pohon pisangnya. "Tumbuh, tumbuhlah pohon pisangku," kura-kura bernyanyi riang. Monyet hanya melihat tingkah kura-kura sambil tiduran di rerumputan. "Apa kabar Monyet? Bagaimana pohon pisangmu?" sapa kura-kura kepada monyet. "Biarkan saja, besok-besok juga berbuah," jawab monyet sombong.
(Komplikasi)
Bulan berganti bulan, pohon pisang kura-kura berbuah. Buahnya besar-besar. Ia akan mengundang kawan-kawannya untuk diajak berpesta pisang. Sebaliknya, pohon pisang monyet mati karena tidak dirawat. Pisang tanaman kura-kura siap dipanen.
"Bagaimana cara memetik buah pisang ini?" pikir kura-kura. "Mungkin monyet mau membantuku."
(Resolusi)
Kura-kura lalu meminta bantuan kepada monyet. "Maukah kau membantuku memetik buah pisang ini?" tanya kura-kura. "Aku bersedia, tetapi buah pisang itu nanti dibagi dua." jawab monyet. "Baik! " jawab kura-kura. Monyet lalu memanjat pohon pisang kura-kura. Bau harum buah pisang menggoda selera monyet. Ia lupa akan janjinya. Kura-kura menunggu di bawah pohon pisang. "Nyet, Nyet, mana pisang bagianku?" teriak kura-kura. "Sebiji pun tidak ada," jawab monyet rakus. "Nyet, ini pohon pisangku!" rengek kura-kura hampir menangis. "Salah sendiri mengapa tidak bisa memanjat pohon?" ejek monyet.
(Koda)
Kura-kura mulai menangis. Hatinya sedih bercampur marah. Ia lalu menggoyang-goyang pohon pisang itu. Tiba-tiba.... bruk! Pohon pisang itu tumbang. Monyet itu jatuh. Dia mengerang kesakitan. Tubuhnya tertimpa batang pohon pisang. "Ampun kura-kura, tolong aku! Aku menyesal..." kata monyet. Tetapi, kura-kura sudah berlalu. Ia mencari sahabat baru.
Bulan berganti bulan, pohon pisang kura-kura berbuah. Buahnya besar-besar. Ia akan mengundang kawan-kawannya untuk diajak berpesta pisang. Sebaliknya, pohon pisang monyet mati karena tidak dirawat. Pisang tanaman kura-kura siap dipanen.
"Bagaimana cara memetik buah pisang ini?" pikir kura-kura. "Mungkin monyet mau membantuku."
(Resolusi)
Kura-kura lalu meminta bantuan kepada monyet. "Maukah kau membantuku memetik buah pisang ini?" tanya kura-kura. "Aku bersedia, tetapi buah pisang itu nanti dibagi dua." jawab monyet. "Baik! " jawab kura-kura. Monyet lalu memanjat pohon pisang kura-kura. Bau harum buah pisang menggoda selera monyet. Ia lupa akan janjinya. Kura-kura menunggu di bawah pohon pisang. "Nyet, Nyet, mana pisang bagianku?" teriak kura-kura. "Sebiji pun tidak ada," jawab monyet rakus. "Nyet, ini pohon pisangku!" rengek kura-kura hampir menangis. "Salah sendiri mengapa tidak bisa memanjat pohon?" ejek monyet.
(Koda)
Kura-kura mulai menangis. Hatinya sedih bercampur marah. Ia lalu menggoyang-goyang pohon pisang itu. Tiba-tiba.... bruk! Pohon pisang itu tumbang. Monyet itu jatuh. Dia mengerang kesakitan. Tubuhnya tertimpa batang pohon pisang. "Ampun kura-kura, tolong aku! Aku menyesal..." kata monyet. Tetapi, kura-kura sudah berlalu. Ia mencari sahabat baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar