Manusia jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain, manusia mempunyai derajat yang tinggi daripada makhluk-makhluk lainnya, karena memang manusia itu memiliki kemampuan berfikir yang berbeda dibandingkan dengan makhluk yang lainnya sebab dalam diri manusia terdapat berbagai potensi seperti pengetahuan, keterampilan, dan keahlian. Untuk itu sebagai makhluk sosial ia selalu memikirkan penyempurnaan dalam melaksanakan aktifitas-aktifitas yang didorong oleh nalurinya.
Berbekal karunia yang telah diberikan Allah SWT, manusia sebenarnya berpotensi menjadi makhluk berintelektual tinggi. Oleh karena itu, sebagai wujud syukur dan terima kasihnya kepada Tuhan, mereka seharusnya memiliki akhlak yang mulia, misalnya : rajin dalam beribadah, santun terhadap orang tua, baik sesama, suka menolong orang lain yang berada dalam kesusahan, rajin mencari ilmu, dan rajin dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan pepatah orang tua. Carilah rejeki sebanyak mungkin seolah-olah engkau hidup seribu tahun lagi. Berbuat baik dan beridahlah engkau pada Allah seolah-olah besok hari engkau akan meninggal. Golongan orang-orang yang disebutkan tadi sangat dicintai oleh Allah SWT.
Kenyataannya yang dilihat apabila diamati dengan seksama perillaku manusia saat ini, yang terjadi justru sebaliknya. Banyak diantara mereka yang berilmu tinggi tetapi kualitas akhlaknya kurang. Apabila kondisi ini dibiarkan berlangsung terus menerus, bukan peningkatan kualitas yang didapat tetapi sumber manusia tersebut malah akan menjadi beban pembangunan bangsa di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia hanya bisa diamati dari usaha manusia tersebut dalam mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga bermanfaat untuk dirinya dan bermanfaat untuk orang lain. Usaha dari seseorang ini sangat dihargai dalam pandangan Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang berbunyi : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang gigih (dalam berusaha) dan teguh dalam berdo’a” ( H.R. Thabrani dan Baihaqi ). Fuad Hasan (1992:172) mengatakan bahwa mutu sumber daya manusia bukan semata-mata ditentukan oleh seberapa kadar pengetahuan, keterampilan, kemahiran, dan keahlian yang dikuasai dan bisa menjadi penunjang kesanggupannya, melainkan harus disertai oleh sikap yang baik dan orientasi untuk tampil produktif dan prestatif.
Nabi Muhammad Saw berpesan kepada umatnya tentang keutamaan memiliki ilmu melalui sabdanya yang berbunyi :
“Barang siapa yang mencari jalan agar dia dapat memperoleh ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya untuk menuju ke Surga, sesungguhnya keutamaan orang alim atas ahli ibadah, seperti keutamaan malam bulan purnama atas semua bintang”.
Rasulullah bersabda : “Diantara hamba-hamba Allah yang paling disukai-Nya ialah yang paling baik ahklaknya”. (H.R. Tabrani).
Oleh sebab itulah manusia tidak hanya diharapkan memiliki ilmu yang tinggi, tetapi manusia juga harus memiliki akhlak yang baik, akhlakul karimah, yaitu manusia yang memiliki kedua-duanya. Sehingga manusia tersebut akan berguna bagi seluruh umat manusia. Jika manusia itu menjadi pemimpin, maka dia pemimpin yang selalu mengajak rakyatnya berbuat baik, bukan pemimpin yang hanya bisa berbicara dan korupsi. jika manusia itu menjadi pejabat pemerintah, dia akan selalu ingat bahwa dia memegang amanat yang telah dititipkan oleh rakyat sehingga dia akan melayani rakyat, bukan menjadi sok raja rakyat. Jika manusia itu menjadi guru, maka dia akan menjadi guru yang selalu menanamkan sikap dan tingkah laku yang baik dan selalu disertai dengan ilmu yang bermanfaat, bukan hanya guru yang bisa memberi perintah dan mengharap hasil yang baik tanpa melihat proses dari pembelajaran yang dilakukannya. Jika manusia itu menjadi rakyat, dia bisa menghargai sesama, menyayangi sesama, dan menghormati sesama. Selain itu, dia juga bisa menghargai sejarah dan budaya bangsanya, bukan rakyat yang hanya ingin dirinya senang dan memiliki kekayaan duniawi serta membanggakan budaya dan kehidupan bangsa lain.
Penulis berharap semoga kita semua bisa menjadi orang-orang yang dicintai Allah SWT, amin.